Wednesday, May 14, 2008

Teror SMS Merah

0
Oleh Musyafak Timur Banua
Mendapatkan sms kemudian disuruh untuk menyebarluaskan ke orang lain bukanlah hal yang asing bagi pengguna handphone. Belum lama ini saya mendapatkan pesan pendek yang isinya; "Ya qayyum, ya wajid….., sebarkan sms ini ke sepuluh nomor lain agar anda terhindar dari telepon layar merah. Jangan remehkan pesan ini jika anda tidak ingin celaka". Saya acuhkan pesan ini, seperti pada waktu-waktu lalu sering tak terlalu mempedulikan sms sejenis ini.

Tetapi dalam benak saya meminta perlindungan kepada Tuhan agar dilimpahkan keselamatan dan terhindar dari keburukan seperti yang diberitakan sms tadi. Bagi saya, berdoa kepada-Nya adalah jauh lebih dekat kepada keselamatan ketimbang mengedarkan pesan yang sama ke sepuluh teman. Lain halnya bagi sebagian orang, ada yang kemudian lari terbirit-birit ke counter untuk membeli pulsa guna mengirim pesan menakutkan itu ke nomor-nomor temannya.
Tak terlalu memperhatikan itu, ternyata kabar-kabar beredar hangat seputar telepon merah. Masyarakat telah merasakan teror yang menakutkan dengan adanya isu telepon yang bisa "membuat" orang mati atau sms yang juga bisa menyebabkan penerimanya sekarat di tempat.
Banyak cerita muncul, entah dari mana datangnya, dan entah seperti apa kebenarannya. Sungguh nomor telepon yang disebut "penjemput kematian" itu menebarkan ancaman bagi masyarakat. Kegelisahan dan ketakutan muncul di sudut-sudut hati kecil manusia. Bahkan HP-nya dimatikan beberapa saat (malam hari khususnya) agar terhindar dari telepon teroris yang diduga mencari tumbal.
Isu dari beberapa kejadian ini ternyata sudah merebak di mana-mana. Mulai kota Jakarta, Semarang, Solo, Padang, dan sebagainya. Beberapa stasiun TV pernah memberitakan perihal nomor merah itu kepada publik; orang pingsan dan sekarat setelah membaca sms dari nomor merah yang konon angka digitnya lebih sedikit dari nomor selular pada umumnya.
Terenyuh dan perihatin tentunya melihat kegelisahan ini. Di tengah tengah gonjang-ganjing negara perhatian masyarakat justru terpecah pada perkara yang bisa mematikan akal sehat karena dibinuh rasa takut. Perhatian pada rencana kenaikan BBM yang sedang gencar-gencarnya disosialisasikan dan ditentang bisa saja berkurang. Jawa Tengah yang sebentar lagi melakasanakan "hajat demokrasi" Pilgub juga akan terpecah konsentrasinya karena harus melawan rasa takut yang terus melanda.
Situasi ini mengingatkan saya pada beberapa tahun silam; zaman sebelum lengsernya Soeharto masyarakat dicemaskan dengan teror ninja dan hantu cekik. Tidur tak nyenyak, makan tak enak, kerja pun was-was karena bahaya seakan membuntuti langkah kaki.
Dalam benak saya, juga sebagian teman-teman saya, yang mencoba merasionalisaikan desas-desus ini melihat ada banyak kemungkinan. Pertama, kekuatan buruk dari telepon merah bisa saja benar adanya. Kami pernah melihat, Gus Nur bisa mengobati pasiennya dengan mentransfer energi positif lewat HP.
Kedua, ada permainan dari sebagian oknum yang ingin memecah perhatian masyarakat dari segepok permasalahan yang ada. Saat ini terjadi gejolak sosial yang cukup serius; harga BBM akan naik, harga kebutuhan hidup melangit, minyak langka, dan lain-lain. Masyarakat bisa saja ingin dibuat lupa kepada persoalan yang nyata-nyata di hadapan mereka dengan bayang-bayang misterius.
Akhirnya, wallahu a'lam bisshowaf. Hanya kepada-Nya semua kembali. Hanya kepada-Nya keselamatan diminta. Terlepas dari benar tidaknya kabar yang mencemaskan itu, semoga Tuhan memberikan keselamatan kepada mayarakat Indonesia dari ancaman teror dan kekuatan jahat.
--Musyafak Timur Banua,
Pemimpin Umum Surat Kabar Mahasiswa (SKM) AMANAT IAIN Walisongo Semarang,
aktif di Kampoeng Sastra Soeket Teki Semarang
Author Image

About ngobrolndobol
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment