kau mau hitung berapa laut. kita singgahi tepi sampai palungnya. angin syahwat air hingga gemuruh mencumbunya. berisik dan merayu ombak itu, katamu. bikin kita ingin. karena pekik bocah kita menahan. lalu hasrat tunduk pada pikiran.
kau seperti tak ingin berhenti menanam cerita-cerita di pasir. padahal sebentar sebentar dilibas air. aku musti beberapa kali mengimankanmu tentang kenangan masa depan: angan-angan yang selalu kita kenang.
setelah ini kita mulai lagi. di tepian lain. di muara itu juga. masih di palung yang sama. di sanalah cerita-cerita menatah karang. di asin yang kelak jadi wangi hujan. dan kita tak perlu hijrah ke lain mana.
25.04.2011
kau seperti tak ingin berhenti menanam cerita-cerita di pasir. padahal sebentar sebentar dilibas air. aku musti beberapa kali mengimankanmu tentang kenangan masa depan: angan-angan yang selalu kita kenang.
setelah ini kita mulai lagi. di tepian lain. di muara itu juga. masih di palung yang sama. di sanalah cerita-cerita menatah karang. di asin yang kelak jadi wangi hujan. dan kita tak perlu hijrah ke lain mana.
25.04.2011
Wess keren mas kata-katanya. :)
ReplyDeletesuka kata-katanya
ReplyDeletesuka juga sama laut:D
saya masih perlu minum banyak air nih T.T
ReplyDeleteKata-katanya... Keren... Ijin follow...
ReplyDeletenaskahnya saya kembalikan makasih
ReplyDeletehttp://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/05/maaf-bukunya-tidak-bisa-diterbitkan.html
ini puisi ya....wah gambarnya keren saya liyat palung laut dan sepasang cewek cowok....keren euy :)
ReplyDelete