Thursday, December 16, 2010

Dewasa, Cinta...

1
Semula adalah tantangan. Kesepakatan kurang lazim yang kita buat. Tapi itulah lantas yang menumbuh rindu—dan barangkali benih cinta, saat itu. Ternyata itu sudah empat tahun lalu berjalan di belakang kita, mengiring kita, menjelma candatawa, kenangan, harapan, dan kekayaan.

Musti kau ingat—o jangan sampai lupa—pernah kita bertaruh untuk saling diam, tak bicara, tak bersapa. Siapa menyapa duluan, berarti dia kalah. Konyol! Kita bertaruh seolah untuk menafikan satu sama lain. Namun, kiranya itu hanya pernyataan sikap. Bukan pernyataan hati, kah?


Nyatanya, entah siapa kalah saat itu. Barangkali aku, yang dua hari jelang ulang tahunmu aku mendatangimu. Dan kutawarkan dunia baru: duniaku duniamu. Atau, barangkali kau yang kalah sejak mula dengan beberapa missed call menggunakan nomor asing—ah pengecutnya kau. Namun, barangkali yang lebih tepat adalah hati kita sama menahbiskan kekalahan, hati kita yang terlalu lengah oleh perasaan yang tak terhindari. Apa itu? Rindu! Ya, rindu. Sebuah culdesac atau jalan buntu yang menyerap aku dan kau begitu entah. Tapi kelak di sana kita buat jalan lain, jalan baru, itu!

Lalu sampailah jalan itu, kita buka ujungnya, sebuah gerbang yang diam-diam dan idam-idam kita persiapkan. Malam hari ulangtahunmu, aku yakin adalah kejutan.

12-09..... Hari ulang tahunmu

12-09..... Hari lahir kita, Cinta…

Selamat ulang tahun. Double milad.

***

Sejak saat itu, aku yakin hidupmu tak biasa. Pun aku, begitu!

Kesenangan lain. Kebersamaan baru yang asing. Kita merasakan itu. Tapi tak hanya itu, bukan? Lalu jalannya menjadi begini-begitu, kita memilih ini-itu, lalu ini-itulah hidup kita. Hidup yang menerjang kerumitan. Hidup yang tidak terberi sepenuhnya rasa aman. Tapi kita menyamankan diri di sana.

Barangkali tak ada yang kurang. Senyum, tawa, kelakar, marah, cemburu, lupa, seteru, tengkar, juga cumbu. Lengkap. Dan tentang kesedihan-kesedihan itu, orang-orang yang pesimistik terhadap kita. Orang-orang yang melihat kita sebagai kekuatan. Semua menjelma roman. Roman yang yang kelak kita selesaikan secara terus menerus. Roman tanpa akhir yang sampai akhir.

Hmmm…

***

Begini aku. Begitu kamu…

Mencintaimu, membuat hidupku rumit. Mencintaiku, membuat hidupmu pelik. Tapi di situlah letak nilai dan harga eksistensi kita. Kita telah benar. Mencari tualang dan mendapatkan hidup yang berbeda. Hidup yang tak datar. Hidup yang penuh kejutan: kesedihan, kepupusan, kebahagiaan, kesenangan.

Dan saat ini aku bisa dengan bangga mengatakan, aku telah mampu melewati kepelikan. Dan kepelikan-kepelikan yang masih tersisa di depan, aku tantang. Beranikah kau?!—ayo jawab jangan cengengesan, J J J.

Tak ada keraguan untuk berjalan. Meski yang kita pegang hanya peta perasaan: iman, keyakinan. Kebenaran yang takkan pernah terkalahkan.

Sudah ya, segini dulu, kelak kita sambung lagi. Sambil haha hihi. Canda, juga tangis yang mendamaikan itu.

Cinta…

Semoga tak siapa-siapa lagi ingin menghalangi kita.

Author Image

About ngobrolndobol
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

1 comment: