Sajak Musyafak Timur Banua
: gus dur
I
tuan tahu bukan?
tanah kami remuk lebam
terlindas kaki-kaki berduri
rumah yang kami diami
condong searah angin lambai
ke kiri ke kanan, tak pasti
pun rayap-rayap merongrong
melepuhkan tiang-tiang
dinding yang lalu lobang-lobang
lukis rupa kami
suluh-suluh di beranda
pejam-pejam hampir padam
kena goda bayu menyiurkan
temeram lalu gulita membahaya
di dalam rumah
tuanlah dian yang mempelita
mengapa lalu diminta kembali si empunya
seperti milik ketergesaan yang terlambat
itulah kami usai keberangkatan keretamu
peron berbau wangi dan tetabur kembang
bukan ruang tunggu
tapi pelepasan jarak-waktu
mendung lalu gerimis
hingga pias wajah kami
suam ini negeri
II
wahai, bukankah telah
kusulut sumbu-sumbu kecil
di segala penjuru kalian punya tanah
kumpulkan mereka yang pencar-pencar
jadikan satu laskar suluh yang gemilang
panggil kemudian
serdadu tangguh nurani dan tubuh
bersama tegakkan tiang-tiang
rapatkan atap dan dinding seluruh
kelak tumbuh
tepuk gemuruh
April 2010
(sajak finalis lomba puisi 100 hari gus dur oleh IPNU-IPPNU Kaliwungu Kendal)