LELAKI MEMANAH BULAN
orang-orang tak tahu, kau lelaki
paling benci bulan purnama
kala orang merentang lapik pandan
di muka rumah, di bawah temaram
justru kaupinang sunyi, di bilik hitam
purnama, di ingatanmu
berkisah lukaluka
tentang segala bantai
dengan percik darah, membarah
menguarkan amis bau mati
empatpuluhempat tahun silam itu
: 1965
masih menoreh perih, di dadamu
sehingga terus kaurutuk hidup
karena lolos dari mati tak terhormat
bersama orangorang terbantai
tanpa salah dan teradili
"lebih baik mati saat itu," desismu
daripada hidup berkalang memoar nyeri
"lebih baik mati saat itu," desismu
demi ajal syahid berharga mahal
meski kau dilabel pemberontak oleh penembak
kini kau keluar rumah
membawa busur dan panah
juga amarah yang meracun darah
kau bidik jantung bulan
kaurobek sinarnya
bulan leleh
“takkan ada lagi purnama” teriakmu
takkan ada lagi kisah luka
di ingatanmu
[09/08/09, 10:01]
MATIRASA
kubenamkan duri
di dadamu
agar tak lagi
kaurasa nyeri
atas kepahitan misteri
nanti
kujamin, airmatamu
takkan lagi terjun
menggores luka
di pipi
kau takkan lagi rasai
gelap
hatimu sendiri
hitam
kau takkan lagi hayati
perih
perasaanmu sendiri
keterlukaan
kau takkan rasai ulu hati
tertombak
karena di dadamu
kutanam duri
yang menghunjamkan perih
sepanjang
putaran bulan
ya, duri itu kutanam
di dadamu
hingga kaudekap
matirasamu
[09/08/09, 01:39]
orang-orang tak tahu, kau lelaki
paling benci bulan purnama
kala orang merentang lapik pandan
di muka rumah, di bawah temaram
justru kaupinang sunyi, di bilik hitam
purnama, di ingatanmu
berkisah lukaluka
tentang segala bantai
dengan percik darah, membarah
menguarkan amis bau mati
empatpuluhempat tahun silam itu
: 1965
masih menoreh perih, di dadamu
sehingga terus kaurutuk hidup
karena lolos dari mati tak terhormat
bersama orangorang terbantai
tanpa salah dan teradili
"lebih baik mati saat itu," desismu
daripada hidup berkalang memoar nyeri
"lebih baik mati saat itu," desismu
demi ajal syahid berharga mahal
meski kau dilabel pemberontak oleh penembak
kini kau keluar rumah
membawa busur dan panah
juga amarah yang meracun darah
kau bidik jantung bulan
kaurobek sinarnya
bulan leleh
“takkan ada lagi purnama” teriakmu
takkan ada lagi kisah luka
di ingatanmu
[09/08/09, 10:01]
MATIRASA
kubenamkan duri
di dadamu
agar tak lagi
kaurasa nyeri
atas kepahitan misteri
nanti
kujamin, airmatamu
takkan lagi terjun
menggores luka
di pipi
kau takkan lagi rasai
gelap
hatimu sendiri
hitam
kau takkan lagi hayati
perih
perasaanmu sendiri
keterlukaan
kau takkan rasai ulu hati
tertombak
karena di dadamu
kutanam duri
yang menghunjamkan perih
sepanjang
putaran bulan
ya, duri itu kutanam
di dadamu
hingga kaudekap
matirasamu
[09/08/09, 01:39]
TERUSKAN SEMNGAT ANDA DALAM BERKARYA KAWAN!
ReplyDeleteGAJAH MATI MENINGGALKAN GADING, MANUSIA MATI MENINGGALKAN KARYA
Thanks supportnya. Mari sama-sama 'mengab(a)dikan' diri.
ReplyDelete"Menulis adalah bekerja untuk keabadian," kata Pram.